Kuliner Ragunan Kembali Hidup
Jakarta – Setelah pandemi Covid-19
melanda, banyak pelaku usaha kuliner yang harus beradaptasi dengan kondisi
baru. Salah satunya adalah para penjual makanan di kawasan Ragunan yang kini
mulai bangkit kembali. Salah satu pedagang yang berbagi ceritanya adalah Mba
Melani, pemilik kantin yang menyajikan berbagai menu khas, termasuk sate
kambing.
Menurut Mba Melani, pola kunjungan
pelanggan di Ragunan sangat bergantung pada hari dan momen tertentu.
"Kalau weekdays biasanya tidak terlalu ramai, tapi saat weekend lumayan
banyak pengunjung. Yang paling ramai biasanya saat hari besar seperti Idul
Fitri atau libur panjang," ujarnya. Tahun ini, Ragunan diperkirakan akan
kembali ramai menjelang Idul Fitri, dan kantin Mba Melani berencana mulai buka
kembali pada 1 atau 2 April.
Persaingan
Harga dan Menu Andalan
Dalam dunia usaha kuliner,
persaingan tidak bisa dihindari. Banyak pedagang menawarkan menu yang hampir
serupa, sehingga daya tarik setiap kantin bergantung pada kualitas makanan dan
preferensi pelanggan. "Tantangannya ya itu, banyak yang jual makanan dan
minuman serupa. Jadi tergantung pengunjung mau ke kantin mana," kata Mba
Melani.
Salah satu strategi yang ia
terapkan adalah menyajikan menu andalan dengan kualitas terbaik. Jika banyak
kantin di Ragunan menawarkan ayam bakar dengan harga mulai Rp15.000, Mba Melani
memilih fokus pada sate kambing dengan harga antara Rp20.000 hingga Rp45.000.
"Saya tidak jualan bakso atau mie ayam. Saya lebih fokus ke sate
kambing," jelasnya.
Selain persaingan, jadwal
operasional juga menjadi faktor yang menentukan kelangsungan usaha di Ragunan.
"Kami mengikuti jadwal buka dari pihak pengelola Ragunan. Kalau tempat
wisata ini buka, kami juga ikut buka," ujar Mba Melani. Hal ini membuat
para pedagang harus fleksibel dalam menjalankan usahanya dan mempersiapkan stok
bahan makanan sesuai dengan perkiraan jumlah pengunjung.
Dengan semakin dekatnya momen Idul
Fitri, para pedagang di Ragunan berharap dapat meraih keuntungan lebih baik
dibanding hari-hari biasa. "Semoga nanti pengunjung makin ramai, biar kami
juga bisa merasakan berkahnya," harap Mba Melani.
Usaha kuliner di kawasan wisata memang penuh tantangan, tetapi bagi mereka yang bisa beradaptasi dan menghadirkan cita rasa khas, peluang untuk berkembang tetap terbuka lebar.
Komentar
Posting Komentar