Mara Patagonia, Hewan Langka Mirip Kapibara yang Ada di Faunaland Ancol
Jakarta, 21 Maret 2025 – Faunaland Ancol menjadi rumah bagi berbagai satwa unik, salah satunya adalah mara patagonia atau kelinci patagonia. Hewan ini sering disamakan dengan kapibara karena memiliki bentuk tubuh yang mirip.
Mara patagonia (Dolichotis patagonum) merupakan hewan pengerat besar dari famili Caviidae, yang juga mencakup kapibara dan marmut. Hewan ini berasal dari Argentina, khususnya di bagian tengah dan selatan negara tersebut. Mara patagonia memiliki tubuh yang ramping dengan bulu berwarna cokelat keabu-abuan. Mereka memiliki telinga panjang yang menyerupai kelinci dan wajah yang sekilas tampak seperti anjing. Meskipun terlihat jinak, mereka memiliki sifat waspada terhadap lingkungan sekitar, terutama terhadap ancaman dari predator alami mereka.
Ingin tahu lebih banyak tentang
satwa unik ini? Berikut tujuh fakta menarik tentang mara patagonia yang
dihimpun dari berbagai sumber:
1. Memakan Kotoran Sendiri
Salah satu perilaku unik yang
dimiliki mara patagonia adalah coprophagia, yaitu kebiasaan memakan
kotorannya sendiri. Meskipun terdengar menjijikkan, hal ini sebenarnya membantu
mereka mendapatkan nutrisi secara maksimal.
Sebagai hewan herbivora, mara
patagonia mengonsumsi rumput, buah-buahan, biji-bijian, dan bunga. Di
lingkungan yang minim sumber makanan, mereka juga dapat memakan beberapa jenis
kaktus. Proses pencernaan ulang ini memungkinkan mereka menyerap nutrisi yang
belum terserap sepenuhnya saat pencernaan pertama.
2. Memiliki Kaki yang Kuat
Mara patagonia memiliki kaki
belakang yang lebih panjang dibanding kaki depan. Dengan tiga jari di kaki
belakang dan empat di kaki depan yang dilengkapi cakaran kuat, mereka dapat
berlari hingga 25 mil per jam (sekitar 40 km/jam).
Tubuh mara patagonia memiliki
panjang sekitar 27–30 inci (70–75 cm) dan berat antara 8–15 kg. Selain cepat,
mereka juga memiliki kemampuan melompat yang luar biasa serta menggunakan kaki
mereka sebagai alat pertahanan melawan predator seperti jaguar, singa gunung,
dan elang.
Selain itu, kaki mereka juga
membantu dalam proses menggali liang untuk tempat tinggal. Mereka menggunakan
cakarnya untuk menggali tanah hingga membentuk sarang yang nyaman dan aman bagi
keluarga mereka.
3. Lebih Aktif di Siang Hari
Mara patagonia merupakan hewan
diurnal, yang berarti mereka lebih aktif pada siang hari. Mereka menghabiskan
sebagian besar waktunya untuk mencari makanan di padang rumput terbuka.
Selain berburu makanan, mara
patagonia juga kerap berjemur di bawah sinar matahari bersama kelompoknya.
Meskipun lebih aktif di siang hari, mereka tetap bisa mencari makanan di malam
hari jika diperlukan.
4. Hidup Berpasangan dan
Berkelompok
Hewan ini memiliki kebiasaan hidup
berpasangan dan membangun sarang di habitat terbuka yang dipenuhi rumput. Saat
mencari makan, mereka bekerja sama—satu individu fokus merumput sementara yang
lain berjaga-jaga dari predator.
Ketika sumber makanan terbatas,
mereka akan berkumpul dalam kelompok yang lebih besar untuk saling melindungi.
Jika ada bahaya, mara patagonia jantan siap bertarung menggunakan cakarnya demi
melindungi pasangan dan anak-anaknya.
5. Hewan yang Setia
Mara patagonia terkenal sebagai
hewan yang setia. Mereka membentuk pasangan monogami dan bersama-sama
membesarkan anak-anak mereka. Biasanya, sekitar 15 pasangan berbagi satu liang
besar sebagai tempat tinggal.
Menariknya, meskipun tinggal dalam
liang yang sama, mereka tidak memberi makan anak dari pasangan lain. Para induk
betina bergantian memasuki liang untuk memberi makan anaknya masing-masing,
sedangkan jantan menjaga keamanan wilayah mereka.
6. Masa Kehamilan Singkat dan Anak
yang Cepat Mandiri
Mara patagonia betina memiliki masa
kehamilan sekitar 100 hari. Setelah melahirkan, anak-anak mereka langsung mampu
berdiri dan berjalan dalam beberapa jam. Hal ini sangat penting untuk
kelangsungan hidup mereka di alam liar, di mana mereka rentan terhadap serangan
predator.
Anak mara patagonia biasanya mulai
makan makanan padat dalam waktu beberapa minggu setelah lahir, meskipun mereka
tetap menyusu pada induknya selama beberapa bulan pertama.
7. Populasi Terancam Berkurang
Meskipun belum termasuk dalam
kategori hewan yang terancam punah, populasi mara patagonia terus menurun
akibat perusakan habitat dan perburuan liar. Banyak dari mereka kehilangan
habitat alami karena perluasan lahan pertanian dan urbanisasi.
Selain itu, di beberapa wilayah,
mereka juga diburu karena dianggap sebagai hama yang merusak tanaman. Oleh
karena itu, upaya konservasi dan perlindungan habitat mereka sangat penting
untuk memastikan kelangsungan hidup spesies ini di masa depan.
Dengan berbagai keunikan tersebut,
mara patagonia menjadi salah satu satwa menarik yang patut diperhatikan. Jika
penasaran, kamu bisa melihat langsung hewan ini di Faunaland Ancol!
Komentar
Posting Komentar