Beginilah Serunya Keseharian Zookeeper Merawat Harimau di Taman Safari

 

Sumber: MetroTV.com

Bagi sebagian orang, harimau adalah hewan buas yang hanya aman dilihat dari balik kaca tebal atau jeruji besi. Tapi tidak bagi Afri. Selama enam tahun terakhir, ia menghabiskan hari-harinya bersama hewan-hewan besar, termasuk harimau, sebagai seorang zookeeper.

Salah satu satwa yang paling dekat dengannya adalah Keylie, seekor harimau benggala betina berusia 1 tahun 4 bulan. Keyli sudah diasuh Afri sejak kecil. Mereka bisa dibilang akrab, layaknya teman—meskipun yang satu berbulu loreng dan bertaring tajam.

“Lucu banget lihat mereka pas masih kecil. Lincah, suka main, lompat-lompat, mirip kayak kucing di rumah,” kata Afri sambil tertawa kecil. “Mungkin nggak semua orang anggap harimau itu lucu, tapi kalau sudah tiap hari merawat mereka, tingkah mereka jadi kelihatan lucu juga.”

Tak Sekadar Memberi Makan

Jadi zookeeper bukan hanya tentang memberi makan hewan dan membersihkan kandang. Menurut Afri, pekerjaan ini butuh fisik yang kuat, kesabaran ekstra, dan mental yang tahan banting. Setiap hari ia harus memastikan semua satwa sehat secara fisik dan juga nyaman secara emosional.

“Awal-awal sih sempat takut, apalagi waktu pertama kali dikasih tugas jaga harimau. Tapi lama-lama terbiasa. Yang paling penting itu kita harus paham karakter mereka,” jelasnya.

Saat ini, Afri bertanggung jawab atas delapan harimau dan satu singa putih. Di antara harimau-harimau tersebut, ada satu harimau Sumatra yang perlakuannya sama dengan harimau lain. “Perawatan harian semuanya sama, kecuali kalau ada yang sakit. Kalau sakit, baru ada perlakuan khusus,” jelasnya.

Tantangan: Membangun Kepercayaan

Salah satu momen paling berkesan selama menjadi zookeeper bagi Afri adalah saat harimau pertama kali menunjukkan tanda percaya padanya. Proses itu tidak mudah. Butuh waktu yang tidak pasti, tergantung seberapa konsisten dan sabar seseorang dalam membangun hubungan dengan satwa tersebut.

“Biasanya kalau kita bording atau berinteraksi tiap hari, mereka akan mulai kenal dan percaya. Tapi waktunya nggak bisa ditebak. Ada yang cepat, ada yang lama. Begitu mereka percaya, itu rasanya luar biasa banget,” ungkap Afri.

Namun, meski sudah akrab, Afri tidak pernah lengah. “Kami sudah anggap mereka teman. Tapi tetap, mereka itu satwa liar. Jadi kita harus selalu waspada.”

Satwa Juga Punya Karakter Unik

Afri menjelaskan bahwa setiap harimau punya kepribadian berbeda. Ada yang aktif, ada yang lebih tenang, ada juga yang cenderung menyendiri—terutama saat merasa tidak enak badan. “Mirip manusia, sih. Kalau sakit, mereka lebih memilih menyendiri,” katanya.

Pengamatan ini jadi bagian penting dari pekerjaan zookeeper. Tidak ada hari yang benar-benar sama. Afri dan rekan-rekannya harus peka terhadap perubahan perilaku satwa, karena bisa jadi itu tanda awal adanya gangguan kesehatan.

Pesan untuk Pengunjung

Kepada pengunjung kebun binatang, Afri selalu mengingatkan agar mematuhi aturan dan tidak sembarangan mendekati satwa, apalagi menyentuh mereka tanpa izin.

“Kalau memang sudah ada aturan satwa tidak boleh dipegang, sebaiknya diikuti. Jangan iseng, karena bagaimanapun mereka punya naluri liar,” tegasnya.

Cinta yang Membuat Bertahan

Afri mengakui bahwa pekerjaan ini melelahkan secara fisik dan mental, tapi cintanya pada satwa membuat ia bertahan. “Mereka memang buas, tapi juga punya sisi lembut dan lucu. Selama kita sabar dan sungguh-sungguh, mereka juga bisa menunjukkan sisi yang luar biasa.”

Dari balik kandang dan rutinitas yang padat, Afri membuktikan bahwa hubungan manusia dan satwa bisa dibangun dengan ketulusan, kesabaran, dan rasa hormat. Ia bukan hanya sekadar penjaga kebun binatang, tapi juga sahabat bagi mereka yang berbulu loreng.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Beruang Madu di Ragunan: Satwa Langka yang Wajib Kamu Kenali!

Hanya di Maret! Tiket Faunaland Mulai Rp70 Ribu, Yuk Ajak Sahabat atau Keluarga Mu!!

Sosok di Balik Kesejahteraan Satwa yang Jarang Dikenal