Tiger King: Dokumenter Netflix yang Mengungkap Kisah Harimau dan Manusia

Sumber : hot.detik.com


Jakarta – Serial dokumenter Tiger King yang tayang di Netflix sejak 20 Maret lalu telah menjadi perbincangan hangat di dunia maya. Di balik segala sensasi dan drama tokohnya, ada satu hal yang seharusnya tak luput dari perhatian: nasib harimau-harimau yang hidup jauh dari habitat aslinya.

Dengan latar dunia penangkaran hewan liar di Amerika Serikat, Tiger King menyingkap sisi gelap industri hiburan berbasis satwa. Serial ini memperlihatkan bagaimana harimau—hewan pemangsa puncak yang seharusnya hidup di hutan liar—dijadikan objek bisnis dan hiburan oleh individu-individu seperti Joe Exotic.

Dalam tujuh episode berdurasi kurang dari satu jam, penonton diajak menyusuri kehidupan puluhan harimau yang dipelihara secara privat. Harimau-harimau ini dikandangkan dalam ruang sempit, dipertontonkan kepada publik, dan kerap dimanfaatkan sebagai alat sensasi demi meraih popularitas atau keuntungan.

Joe Exotic, pemilik kebun binatang privat yang menjadi pusat cerita, dikenal karena koleksi harimaunya yang besar. Ia bahkan membiakkan harimau-harimau ini secara massal, memperjualbelikan, dan memanfaatkan anak-anak harimau untuk sesi foto bersama pengunjung. Dalam beberapa momen, penonton diperlihatkan bagaimana satwa-satwa tersebut diperlakukan lebih sebagai komoditas ketimbang makhluk hidup yang membutuhkan ruang, ketenangan, dan keseimbangan ekosistem.

Sementara itu, Carole Baskin, aktivis satwa liar yang menjadi rival Joe, mengusung misi untuk menghentikan praktik penangkaran liar tersebut. Meski terlihat membawa semangat konservasi, tayangan ini juga menimbulkan pertanyaan tentang konsistensi dan etika di balik "suaka" yang ia kelola sendiri.

Sayangnya, meskipun serial ini memberikan cuplikan-cuplikan kondisi harimau yang memprihatinkan, fokus utama narasi lebih condong pada drama antara Joe dan Carole. Akibatnya, isu penting seperti eksploitasi satwa, kesejahteraan hewan, dan ancaman terhadap populasi harimau tidak mendapat sorotan yang memadai.

Padahal menurut data World Wildlife Fund (WWF), jumlah harimau liar di dunia saat ini hanya tersisa sekitar 3.900 ekor. Bandingkan dengan ribuan harimau yang justru hidup dalam kandang-kandang sempit di Amerika Serikat—banyak di antaranya berada di fasilitas seperti milik Joe Exotic. Harimau-harimau ini lahir dan besar tanpa pernah mengenal alam bebas.

Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan pegiat konservasi. Mereka menilai, serial seperti Tiger King seharusnya menjadi peluang untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perlindungan satwa liar, bukan sekadar hiburan yang mengeksploitasi kisah nyentrik para tokohnya.

Walau Tiger King berhasil mengangkat isu beternak harimau secara ilegal ke permukaan, banyak pihak berharap akan ada dokumenter lanjutan yang lebih fokus pada para hewan itu sendiri—bukan hanya manusia-manusia yang mengelilinginya.

Oleh karena itu, Tiger King bisa menjadi titik awal penting untuk membuka diskusi lebih luas tentang perlindungan satwa liar dan etika pemeliharaan hewan eksotis. Serial ini mengingatkan kita bahwa di balik hiburan yang kita nikmati, ada tanggung jawab moral yang harus dipegang teguh demi masa depan harimau dan satwa liar lainnya.

Sebagai penonton, kita diundang untuk tidak sekadar terhibur, tetapi juga menjadi bagian dari perubahan. Dengan menambah wawasan dan mendukung upaya konservasi, kita bisa membantu memastikan bahwa generasi mendatang masih bisa menyaksikan harimau mengaum bebas di hutan—bukan hanya melalui layar kaca.

Jadi, ketika kamu menonton Tiger King, jangan lupa untuk memikirkan nasib para harimau yang hidup di balik cerita penuh drama tersebut. Karena pada akhirnya, mereka adalah makhluk hidup yang layak mendapatkan hidup yang layak dan kebebasan yang seharusnya menjadi hak mereka sejak awal.

 

  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Beruang Madu di Ragunan: Satwa Langka yang Wajib Kamu Kenali!

Hanya di Maret! Tiket Faunaland Mulai Rp70 Ribu, Yuk Ajak Sahabat atau Keluarga Mu!!

Sosok di Balik Kesejahteraan Satwa yang Jarang Dikenal